lagu

Friday, August 26, 2016

Perpisahan OJT ( On Job Training ) Crew

26 Augustus  2016.
Akhirnya setelah hampir satu tahun, tepatnya sejak 1 September 2015 kami dipertemukan. Saatnya hari ini kami lepas sebagian hakikat kami sebagai tim. Saling mendukung. Ya, hanya dukungan yang bisa kami berikan untuk kedua personel ini. Hermawan dan Yova, dua sesepuh yang akhirnya hengkang dari geng ini.
Hermawan, aku yang hampir jatuh hati saat bertemu lelaki satu ini. Badan kekarnya, kaca mata hitamnya, fashionable-nya, humorisnya, semuanya. Itu bertahan satu-dua hari saja, selanjutnya justru menyebalkan. Aku menyimpan sejuta benci kepada satu orang ini. Benar-benar benci, entah apa sebabnya. Aku kira dia juga begitu membenciku.
Dan semuanya berlalu. Kemudian aku mengenalnya dengan lebih baik lagi. Dia ( Hermawan ) yang edan, caper ( cari perhatian ) luar biasa, sangat menyenangkan mengenalnya. Dia sosok gila yang punya wibawa tinggi. Cara berpikirnya yang dewasa dan sederhana sangat memukau, dan sedikit menginspirasiku. Sungguh, aku yakin sangat sedikit orang di luar sana yang mempunyai ke-hermawan-an. Hermawan, yang katanya berarti dermawan. Namanya sesuai dengan wataknya. Berasal dari keluarga mampu sama sekali tidak membuatnya sombong dan manja. Bahkan dia memilih bekerja setelah lulus D3, dan sekarang dia resign begitu saja. Alasannya klasik, untuk melanjutkan studi biologi medik. Yang paling mencengangkan adalah, dia mengurungkan niatnya ke Universitas Indonesia dan memilih universitas yang biasa-biasa saja. Kenapa? Karena menurutnya UI membutuhkan biaya yang banyak. Watdehell? Orang tuanya kaya, tapi dia bilang tidak mau menyusahkan. Jelasnya lagi, Hermawan masuk kuliah dengan biaya hasil kerjanya sendiri. Luar biasa. Hermawan, teman yang aku sayang. Yang aku anggap kangmas sendiri, yang selalu aku repotkan, yang selalu minta tukar shift.
Yova. Teman yang selalu bikin iri. Cantik, putih, kalem, dan pintar. Merupakan orang yang paling tua diantara kami. Tepatnya paling dewasa. Yova dan hermawan sama, menginspirasi. Caranya menyayangi keluarga sungguh luar biasa. Kehidupannya yang sama hancur dan berantakan denganku, dia mampu menyikapinya dengan baik. Dia adalah wanita yang begitu kuat. Dan sangat kuat juga untuk mengikhlaskan kariernya di rumah sakit ini yang harus terputus karena keadaan keluarganya. Pulang ke Solo mungkin adalah keputusannya yang sangat baik, semoga.
Dulu, marah atau benci mungkin menjadi makanan sehari-hariku yang seringkali muncul padanya. Tapi hari ini, aku sangat menyesal pernah merasakan kenencian itu.

Sampai jumpa, Hermawan, Yova. Semoga perjalanan kalian lancar sampai di masa depan. Terimakasih untuk saat-saat pertamakali makan siang bersama di rumah sakit ini, hingga makan siang terakhir kita kemarin. Kalian luar biasa. Kami, aku, Dewi, Dina, Yohanna.

No comments:

Post a Comment